Minggu, 29 Juni 2014

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Perubahan Sosial Masyarakat Daerah Palangka Raya

       Provinsi Kalimantan Tengah yang ber ibukota di Palangka Raya terletak pada 0,45' lintang utara, 3,30' lintang selatan, dan 111' - 115' bujur timur. Kota Palangka Raya memiliki luas wilayah 2.400 km2 dan kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km2 (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Kota Palangka Raya dilewati oleh salah satu aliran sungai besar di Kalimantan Tengah yang menjadi urat nadi perekonomian daerah yaitu Sungai Kahayan. Disekeliling kota Palangka Raya terdapat hutan kehidupan flora dan fauna yang masih alamiah sehingga memberikan nilai tambah tersendiri bagi kota Palangka Raya.

       Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nila-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Ada dua teori utama mengenai perubahan sosial, yaitu teori siklus dan teori perkembangan (linier).
       Menurut pandangan saya, perubahan sosial yang terjadi di kota Palangka Raya adalah perubahan sosial yang bersifat linier atau berkembang menuju suatu titik tujuan tertentu. Perubahan sosial dapat direncanakan dan diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat telah mencapai peradaban tertentu, dimana yang artinya telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur budaya lainnya. Sehingga masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern.
       Kota Palangka Raya berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa (data 2010) dan sekarang bertambah terus-menerus. Semakin kompleknya permasalahan kedepan yang akan dihadapi di Palangk Raya terutama perubahan lingkungan, terlebih dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, tidak menyurutkan harapan agar Palangka Raya dapat tumbuh menjadi kota yang memperhatikan kawasan lingkungan sebenar-benarnya.
       Pembangunan di bidang Pendidikan di Kota Palangka Raya cukup menggembirakan, dimulai dari pembangunan USB, RKB, dan rehap gedung ruang kelas SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK, adanya peningkatan sarana prasarana pendidikan serta peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Program wajib belajar 9 tahun sudah dapat dituntaskan dan ditahun 2009 sampai sekarang Pemerintah Kota telah mewajibkan belajar 12 tahun agar semua masyarakat dapat mengenyam pendidikan minimal tingkat SMA. Pemerintah Kota Palangka Raya membuka seluas-luasnya kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat dengan mudah, bukan hanya di daeerah yang sulit transportsi darat seperti pembangunan SMP Satu Atap di kelurahan Panjehang dan Kameloh Baru.
       Perubahan sosial di kota Palangka Raya dapat dilihat dari telah memilikinya fasilitas berupa pusat perbelanjaan modern dan beberapa pasar tradisional. Tercatat belasan tempat belanja, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan dan mall berada didalam kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti Palangka Raya Mall (Palma), Mega Town Square (MeTos), Barata Dept. Store, Swalayan Sendy's, Swalayan Telaga Biru, Swalayan Talent's, Pasar Kahayan, Pasar Blauran, Pasar Lombok, Citra Raya, Pasar Payang, Pasar Datah Manuah, Hypermart, Pasar Jumput, Pasar Mini, dan Gemilang.
       Selain itu, bisnis perhotelan juga termasuk yang mengalami pertumbuhan progresif. Perubahan terlihat dengan bertambahnya beberapa hotel berbintang seperti Aquarius Boutique Hotel, Swiss Belthotel Danum, dan Luwansa Hotel Palangka Raya.
       Berbagai macam aktivitas perdagangan dan bisnis tersebut tumbuh pesat dikarenakan adanya jalur transportasi yang baik. Jalur transportasi dari dan ke Kota Palangka Raya berupa jalur darat, udara, dan air.
Penduduk atau masyarakat Palangka Raya mempunyai sistem kekerabatan dan persatun yang kuat antar masyarakat diseluruh pulau Kalimantan. Dalam keseharian masyarakat Palangka Raya sangat pemalu, menerima para pendatang, dan tetap menjaga keutuhan masyarakatnya baik religi dan ritual.
       Perkembangan di kota ini dikatakan cukup pesat. Pada kota ini terdapat suatu jalan laba-laba dengan pusat berupa Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Bundaran ini merupakan asal mula terjadinya kota (merupakan lapangan alun-alun atau kegiatan penduduk), kemudian dihubungkan di jalur-jalur jalan ke segala jurusan sdebagai syarat pengembangan kota. Palangka Raya tumbnuh dan berkembang, dari yang sebelumnya merupakan kota yang tidak terencana, menjadi kota yang terencana dengan baik dan menyesuaikan dengan perkembangan kota-kota di Indonesia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ergonomi dan Faal Kerja

Berikut saya sajikan contoh b agian tubuh yang tidak ergonomis beserta alasannya dari berbagai macam bidang  profesi, serta saran yang diber...