Selasa, 30 Juni 2020

Toksin Debu

Perjalanan toksin Debu mulai penggunaan atau sumber polutan, sifat fisik, kimia, jalan masuk ke dalam tubuh, absorpsi, biotransformasi, ekskresi, interaksi toksin, reseptor, dan efeknya.
DEBU
1
Sifat Fisik Kimia
Partikel padat yang berukuran mulai dari di bawah 1 μm sampai sekitar 100 μm, yang berada di udara.
2
Sumber
a.       Debu mineral dari ekstraksi dan pengolahan mineral (ini sering mengandung silika, yang sangat berbahaya);
b.      Debu logam, seperti timbal dan kadmium dan senyawanya;
c.       Debu kimia lainnya, seperti bahan kimia dan pestisida massal;
d.      Debu sayuran, seperti kayu, tepung, kapas dan teh, dan serbuk sari;
e.       Cetakan dan spora.
f.       Pertambangan, penggalian, tunneling
g.      Pembuatan kaca dan keramik
h.      Pengolahan makanan, terutama dimana tepung digunakan
3
Jalan Masuk
Melalui saluran pernapasan (Inhalasi)
4
Absorbsi
Cara absorbsi dengan difusi
5
Distribusi
Bila partikel yang relatif besar ( 30 μm) dihirup, biasanya disimpan di hidung atau saluran udara bagian atas. Sedangkan partikel yang lebih halus dapat mencapai daerah pertukaran gas di kedalaman paru-paru, dimana mekanisme pemindahannya kurang efisien.
6
Biotransformasi
Aerosol padat (debu) – Udara →
7
Ekskresi
Proses clearance siliaris di daerah tracheobronchial (waktu pembersihan dengan urutan setengah hari); · Kompartemen kliring medium, terhubung dengan clearance makrofag "fase pertama" Tindakan di wilayah alveolar (waktu pembersihan dari urutan 10 hari);· Kompartemen kliring lambat, terkait dengan pembersihan makrofag "fase kedua" Tindakan di wilayah alveolar (waktu pembersihan dari urutan 100-200 hari
8
Interaksi Toksin Reseptor
Toksin berupa debu, seperti silika, asbes, cobalt, dan barium akan berinteraksi dengan membrane sel paru yang diawali dengan fagositosis.
9
Efek toksin
a.       Efek menghirup debu yaitu kanker, asma, alveolitis alergi dan iritasi, serta berbagai macam penyakit non-pernafasan, yang mungkin terjadi pada tingkat paparan yang jauh lebih rendah.
b.      Pada tingkat paparan tinggi menyebabkan  pneumoconioses, dan juga dengan keracunan sistemik seperti keracunan timah
c.       Menyebabkan cacat sementara dan permanen dan kematian
d.      Debu di tempat kerja juga dapat mencemari atau mengurangi kualitas produk, menjadi penyebab kebakaran dan ledakan, dan kerusakan lingkungan.
10
Biomonitoring
Biomonitoring debu dapat dilakukan pengukuran parameter organic maupun anorganik yang terdapat dalam urine dan darah tergantung dari jenis debu. Misalnya jika debu logam Pb, maka biomonitoring dilakukan dengan pemeriksaan kadar Pb dalam darah. Selain itu juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan faal paru.
11
Cara detox dalam tubuh
Detoksifikasi debu dengan memperkuat makrofag menggunakan jenis-jenis makanan sebagai ebrikut :
a.       Bawang putih dan bawang Bombay
b.      Minyak ikan dan alpukat
c.       Jamur shitake, berries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ergonomi dan Faal Kerja

Berikut saya sajikan contoh b agian tubuh yang tidak ergonomis beserta alasannya dari berbagai macam bidang  profesi, serta saran yang diber...