Selasa, 29 Mei 2012

Kualitas Pendidikan di Kalimantan Tengah

 Pendidikan adalah proses belajar secara langsung maupun tidak langsung, di alam terbuka maupun tertutup untuk menambahkan ilmu pengetahuan.

Membahas masalah pendidikan memang sangat menarik
Pernahkan anda mendengar banyak masyarakat yang beranggapan negatif terhadap diterapkannya UN di sekolah?



Ini dia sebabnya:

- Upaya-upaya yang tidak adil
Tuntutan kelulusan yang tinggi dan baik mendorong sekolah melakukan berbagai upaya untuk mencapainya. Berdampak pada terbentuknya citra sebuah sekolah. Sekolah yang mampu meluluskan siswanya dengan presentase yang tinggi dengan nilai UN yang tinggi, dinilai sebagai sekolah yang berkualitas dan unggul.

- Kualitas pendidikan bukan bagi masyarakat miskin
Dengan mempertimbangkan karakteristik model UN yang akan dihadapi para siswa berusaha menambah waktu belajar dengan mencari guru privat atau mengikuti bimbingan belajar adalah pilihan yang selama ini dianggap tepat. Upaya ini tentu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mampu, karena menuntut biaya yang tidak sedikit.

- Keputusan yang tidak adil
Proses belajar selama 3 tahun di SMP atau SMA nasib kelulusannya hanya ada ditangan hasil UN yang dilakukan beberapa jam saja. Ketidaklulusan siswa dalam UN bisa jadi bukan karena faktor ketidakmampuannya menguasai materi pelajaran, tetapi karena faktor kelelahan mental (mental fatique)
atau karena kesalahan pengukuran yang biasa terjadi pada setiap tes (false negative).

- Disorientasi pendidikan di sekolah
Mata pelajaran yang diujikan dalam UN tidak sepenuhnya semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Hanya ada beberapa, dan yang lain dianggap sebagai pelengkap. Ini menyebabkan terjadinya diskriminasi dan pengabaian terhadap mata pelajaran lain.


Dan tahukah anda berapa jam kita melakukan proses belajar di sekolah?
Tahukah anda dari umur berapa kita harus sudah sekolah?
Tahukah anda Negara mana yang memiliki kualitas pendidikan peringkat pertama?


Jawabannya adalah bahwa kita melakukan proses belajar selama sekitar 36 jam per minggu. Bahwa kita mulai sekolah dari umur sekitar 6 tahun. Bahwa Negara yang memiliki kualitas pendidikan peringkat pertama yaitu Finlandia.



Mengapa harus Finlandia?
Padahal siswa Finlandia hanya butuh waktu belajar 30 jam per minggunya, juga tidak mengadakan tes-tes atau tambahan jam pelajaran, PR, dan bahkan siswa Finlandia mulai sekolah pada umur 7 tahun.


Semua Karena Kualitas Guru.


Kualitas pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah masih rendah. Selain presentase lembaga pendidikan yang masih sedikit dibanding dengan provinsi lain, tingkat kelulusannya juga masih rendah.


Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah harus diupayakan melalui peningkatan mutu dan kualitas pendidik, fasilitas pelayanan untuk jenjang pendidikan menengah ke atas, khususnya di daerah pedesaan.


Di Puruk Cahu misalnya, hingga saat ini keberadaan tenaga pengajar di daerah ini masih sangat sedikit. Hampir setiap sekolah di daerah kekurangan guru. Selain kekurangan guru, persoalan lain di daerah pedalaman ialah kurang disiplinnya guru.


Di Puruk Cahu, bila dibandingkan dengan tahun lalu hasil kelulusan yang dicapai meningkat, dari 98% menjadi 100%. Dari sisi kuantitas memang mengalami peningkatan, namun dari kualitas masih relatif rendah.


Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah adalah kurangnya tenaga pendidik yang berkompeten yaitu GURU. Padahal juru kunci suksesnya kualitas suatu pendidikan adalah guru. Hal ini terlihat pada hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru baru-baru ini yang menempatkan provinsi Kalimantan Tengah pada 5 terendah.


Untuk para guru dan anak didik, ini adalah gambaran ada dan tidak adanya fungsi atau manfaat yang diberikan selama kita masih bergelut di dunia pendidikan.

- Ujian dan testing hanya akan menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kecenderungan para guru mengajar siswa untuk lolos ujian.
- Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.
- Nilai. Membandingkan hasil nilai sebelumnya dengan yang diperoleh sekarang, dan tidak dengan siswa lainnya.
- Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelas.
- Kehebatan sistem pendidikan adalah gabungan kompetensi guru yang tinggi, toleransi, dan komitmen keberhasilan.


Kualitas guru yang tinggi dan baik akan menghasilkan anak didik yang baik pula. Seandainya guru gagal dalam mengajar siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajarannya.


"Tidak Ada Murid Yang Bodoh, Mereka Hanya Tidak Menemukan Guru Yang Tepat"
Prof. Yohanes Surya

2 komentar:

  1. "Tidak Ada Murid Yang Bodoh, Mereka Hanya Tidak Menemukan Guru Yang Tepat"

    Setuju...!!!!

    Rajin2 Membaca Karena Dengan Membaca Temen2 akan Menemukan Sesuatu Yang Baru dlam hidup Temen2...!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga sebenarnya tidak suka membaca. tapi karena saya hobby blogging, untuk mencari bahan, otomatis saya harus membaca :)

      Hapus

Ergonomi dan Faal Kerja

Berikut saya sajikan contoh b agian tubuh yang tidak ergonomis beserta alasannya dari berbagai macam bidang  profesi, serta saran yang diber...