Toksin Amonia

Perjalanan toksin Amonia mulai penggunaan atau sumber polutan, sifat fisik, kimia, jalan masuk ke dalam tubuh, absorpsi, biotransformasi, ekskresi, interaksi toksin, reseptor, dan efeknya.

AMONIA
No	Uraian	Toksin Amonia
1	Sifat fisik dan kimia	Rumus kimia Amonia NH3 Amonia tidak berwarna dan tidak berbau, memiliki sifat polar.
2	Jalan masuk	Inhalasi, ingesti (tertelan), kontak mata, sebagian kecil kasus diserap dalam kulit.
3	Absorbsi	Proses absorpsi Amonia dapat diserap ke dalam sel dengan difusi paasif dengan fasilitas/protein pembawa karena bersifat Polar.
4	Distribusi	Dari paru-paru ammonia didistribusikan lewat aliran darah.
5	Biotransformasi	2NH3 + CO2 → NH2CONH2 + H2O. Sebelum rangka karbon pada asam amino dioksidasi, nitrogen terlebih dahulu harus dikeluarkan. Nitrogen asam amino membentuk ammonia. Amonia ditransformasikan menjadi urea (sifatnya yang larut dalam urin) di hati dan diekskresikan dalam urin.
6	Ekskresi	Pelepasan amonia yang hampir seluruhnya diubah di hati menjadi urea yang kemudian diekskresikan lewat ginjal.
7	Interaksi toksin reseptor	C+ dan N pada DNA
8	Efek	Amonia 2500-6500 ppm = Pada Kadar 2500-6500 ppm, gas ammonia melalui inhalasi menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis), sesak nafas (Dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah, Bronchitis dan Pneumonia. Amonia > 30.000 ppm = Dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
9	Biomonitoring	a.     Kadar Xylena dalam darah Melalui metode kromatografi gas head space dipadukan dengan flame ionized detection ( GC-FID). Batasan deteksi darah = 5 µg/L Batasan respon darah = 5-4000 µg/L Dengan indikator = Kandungan xylene dalam darah, jumlah kandungan methylhippuric acid dalam urin, individual isomer methylhippuric acid dalam urin. b.    Asam Metil Hipurat dalam Urine Paparan dari pelarut organik yang mengandung xylene dapat dimonitor dengan ekskresi metabolit (Asam Metil Hiourat) dalam urin, melalui tubulus proksimal ginjal dalam waktu 24 jam.